Narusumber dari Universitas Lund Swedia Kupas Tuntas Aplikasi Perovskite Nanocrystals di Seminar Internasional Kimia UIN Alauddin

  • 24 September 2024
  • 06:37 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, 24 September 2024 - Jurusan Kimia UIN Alauddin Makassar bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kimia kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan ilmu pengetahuan dengan sukses menggelar seminar internasional bertajuk "Green Energy Materials: Perovskite Nanocrystals for Wide Range Applications". Acara ini diadakan secara hybrid pada 23 September 2024, menggabungkan partisipasi langsung di kampus dan daring, yang berhasil menarik perhatian para akademisi dan peneliti dari berbagai Wilayah di Indonesia.

Seminar yang berlangsung satu hari ini menghadirkan beberapa pembicara terkemuka dari berbagai institusi global, di antaranya Mr. Muh. Yasin J.A, kandidat doktor dari Lund University, Swedia. Dalam paparannya, Mr. Yasin membahas peran material perovskite nanocrystal yang dapat diaplikasikan secara luas, termasuk dalam deteksi kualitas pangan dan sel surya, sebuah topik yang sangat relevan di tengah upaya global menuju energi berkelanjutan. Berikut adalah poin-poin penting dari paparan beliau "Green Energy Materials: Perovskite Nanocrystals for Wide Range Applications" yang dihubungkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs):

  1. SDG 7 – Energi Bersih dan Terjangkau: Aplikasi Sel Surya, Perovskite nanocrystals memiliki potensi besar untuk digunakan dalam teknologi sel surya yang efisien dan berbiaya rendah. Dengan efisiensi tinggi dan proses produksi sederhana, perovskite dapat membantu memperluas akses ke energi bersih yang terjangkau, terutama di negara-negara berkembang.
  2. SDG 9 – Industri, Inovasi, dan Infrastruktur: Inovasi Teknologi, Perovskite nanocrystals mendorong inovasi dalam teknologi energi terbarukan dan deteksi kualitas pangan. Material ini mudah diproduksi dan dapat disesuaikan untuk berbagai aplikasi industri, termasuk perangkat fotoelektrik dan sensor, mendukung pengembangan infrastruktur industri yang berkelanjutan.
  3. SDG 12 – Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab: Deteksi Kualitas Pangan, Aplikasi perovskite dalam biosensor dapat meningkatkan keamanan pangan global dengan mendeteksi kontaminan seperti melamin, klodinafop, dan yodium secara cepat dan efisien. Ini mendukung produksi pangan yang lebih bertanggung jawab dan berkontribusi pada ketahanan pangan.
  4. SDG 3 – Kesehatan dan Kesejahteraan: Isu Toksisitas Timbal, Salah satu tantangan dalam penggunaan perovskite adalah toksisitas timbal (Pb2+), yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Slide menyoroti pentingnya mencari material alternatif yang ramah lingkungan seperti Sn2+ dan Ge2+, untuk meminimalkan dampak buruk ini, sehingga mendukung kesejahteraan manusia dan lingkungan yang sehat.
  5. SDG 13 – Aksi Terhadap Perubahan Iklim: Pengurangan Emisi, Perovskite sebagai material dalam energi terbarukan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung transisi ke sumber energi bersih, berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan melawan perubahan iklim.
  6. SDG 15 – Kehidupan di Darat: Tantangan Lingkungan, Penggunaan material berbasis timbal dalam perovskite nanocrystals dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang merugikan kehidupan darat dan ekosistem. Oleh karena itu, fokus pada pengembangan material bebas timbal mendukung upaya pelestarian ekosistem darat dan mencegah pencemaran tanah serta air.

Poin-poin ini menunjukkan bahwa inovasi dalam teknologi perovskite nanocrystals tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektivitas teknologi hijau, tetapi juga secara langsung mendukung pencapaian berbagai SDGs, khususnya dalam hal energi bersih, kesehatan, dan lingkungan​ (Green Energy Materials).

Ketua Jurusan Kimia UIN Alauddin, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi aktif yang dilakukan oleh HMJ Kimia. "Seminar ini bukan hanya menjadi ajang pertukaran ilmu, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan mahasiswa dalam memfasilitasi dialog ilmiah internasional, yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)," ujarnya.

Kegiatan ini juga diisi dengan diskusi panel yang mendalam mengenai perkembangan terkini material energi hijau dan tantangan yang dihadapi, termasuk isu lingkungan yang diakibatkan oleh bahan berbasis timbal pada perovskite, serta eksplorasi solusi untuk meningkatkan stabilitas material tanpa mengorbankan keberlanjutannya.

Seminar internasional ini berhasil memperkuat peran Jurusan Kimia UIN Alauddin dalam mendorong inovasi penelitian dan teknologi hijau. Keberhasilan ini diharapkan dapat terus mempererat kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas penelitian di bidang energi terbarukan.