Gowa, 12 Oktober
2024 – Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan mendukung penerapan standar
halal yang ketat, dosen dan laboran dari Jurusan Kimia yang merupakan perwakilan Alauddin Halal Center (AHC) mengikuti
pelatihan Juru Sembelih Halal Berbasis Kompetensi (SKKNI No. 147 Tahun
2022) yang diselenggarakan oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) UIN
Alauddin Makassar. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, mulai tanggal
11 hingga 12 Oktober 2024, bertujuan untuk melatih peserta sebagai juru
sembelih halal yang sesuai dengan prinsip syariat Islam.
Kegiatan ini
diikuti oleh para pelaku usaha, mahasiswa, dosen dan laboran dari berbagai
disiplin ilmu, termasuk kimia, untuk memperluas pengetahuan mereka dalam bidang
kehalalan yang mencakup aspek ilmiah dan teknis dari penyembelihan hewan. Dalam
pelatihan ini, peserta tidak hanya diberikan pemahaman tentang prosedur penyembelihan
yang sesuai syariat, tetapi juga tentang aspek kesehatan, keamanan pangan,
serta pentingnya menjaga kualitas produk daging halal.
Salah satu dosen
peserta, Dr. Rismawaty Sikanna, S.Si., M.Si., mengungkapkan bahwa pelatihan ini
memberikan wawasan baru mengenai hubungan antara keilmuan kimia dan proses
penyembelihan halal. “Kami sebagai dosen kimia dapat memberikan kontribusi yang
lebih baik dalam penelitian dan pengembangan standar halal, terutama terkait
dengan kebersihan, kualitas daging, dan keamanan pangan,” ungkapnya.
Pelatihan Juru
Sembelih Halal Berbasis Kompetensi yang diselenggarakan oleh Lembaga
Pemeriksa Halal (LPH) UIN Alauddin Makassar mencapai puncaknya dengan
kegiatan praktik penyembelihan unggas dan ruminansia. Para peserta mengikuti
tahapan akhir ini dengan penuh antusias, setelah sebelumnya mendapatkan
pembekalan teori mengenai tata cara penyembelihan yang sesuai dengan syariat
Islam.
Dalam praktik ini,
peserta diberi kesempatan untuk langsung mempraktikkan teknik penyembelihan
yang halal di bawah bimbingan para instruktur yang berpengalaman. Proses
penyembelihan dilakukan dengan cermat, mulai dari memastikan alat yang
digunakan memenuhi standar kebersihan, hingga memperhatikan kondisi fisik dan
mental hewan yang akan disembelih. Unggas dan ruminansia, seperti ayam
dan sapi tiruan, menjadi objek latihan penyembelihan, di mana setiap peserta
diwajibkan menerapkan prinsip-prinsip halal, termasuk ketepatan dalam
mengucapkan basmalah, memotong urat nadi, tenggorokan, dan saluran pernapasan
dengan cepat dan efisien.
Amalyah Febryanti,
S.Si., M.Si., salah satu dosen kimia peserta pelatihan, menyatakan bahwa
praktik langsung ini sangat berguna dalam mengintegrasikan aspek teoritis
dengan pengalaman lapangan. "Dengan adanya praktik ini, kami dapat melihat
secara langsung bagaimana praktik penyembelihan, seperti kebersihan dan
keamanan pangan, dapat diterapkan dalam memastikan produk daging yang halal dan
thayyib," jelasnya.
Awaluddin Iwan
Perdana, S.Si., M.Si, salah satu laboran yang turut mendampingi pelatihan, juga
menyampaikan bahwa pemahaman tentang proses penyembelihan halal memiliki kaitan
erat dengan ilmu laboratorium, terutama dalam memastikan higienitas dan
keamanan daging. “Proses penyembelihan halal bukan hanya soal syariat, tapi
juga bagaimana kita menjaga kualitas produk akhir dari segi kebersihan dan
kesehatan, yang bisa kita verifikasi di laboratorium,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi antara
teori ilmiah dan praktik ini penting untuk memastikan standar halal yang
sempurna dalam setiap tahapannya.
Kegiatan praktik
penyembelihan ini menjadi pengalaman penting bagi para peserta untuk menguji
kompetensi mereka sekaligus menyempurnakan pemahaman tentang proses halal yang
tepat. Penyelenggara berharap, melalui pelatihan ini, para dosen tidak hanya
mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan dalam
mendorong penerapan standar halal yang lebih baik di lingkungan akademik dan
masyarakat.
UIN Alauddin Makassar berkomitmen untuk terus
menyelenggarakan pelatihan serupa dalam upaya mendukung pengembangan industri
halal dan membekali para akademisi dengan keterampilan yang relevan di berbagai
sektor.