Salah satu pendekatan Green Chemistry dalam proses kimia
adalah penggunaan gelombang mikro. Gelombang mikro atau lebih dikenal dengan
istilah microwave dapat digunakan
untuk mengekstraksi komponen senyawa kimia dalam jaringan tumbuhan untuk
berbagai keperluan preparasi sampel. Metode ini disebut Microwave Assisted Extraction (MAE). Selain untuk proses pemisahan,
gelombang mikro juga dapat digunakan pada reaksi kimia yang dikenal sebagai Microwave-Assisted Synthesis.
Dalam spektrum elektromagnetik radiasi
gelombang mikro berada di antara gelombang radio dan radiasi infra merah dengan panjang gelombang 1 meter
hingga 1 milimeter dan frekuensi berkisar antara 300 MHz hingga 300 GHz.
Efektivitas gelombang mikro terletak pada penggunaan medan listrik frekuensi
tinggi untuk memanaskan komponen pelarut dan zat terlarutnya yang bermuatan
listrik atau ion-ion penghantar listrik pada zat padat. Saat medan listrik
diradiasikan, momen dipol molekul mengalami torsi atau dorongan yang akan
mengubah orientasi momen dipol molekul menjadi paralel dengan arah medan listrik
yang menghasilan energi panas. Kemampuan pelarut mengubah gelombang mikro
menjadi energi panas disebut Faktor disipasi (tan ?).
Gelombang mikro diradiasikan langsung
dari magnteron melalui udara menuju sampel wadah. Gelombang mikro ini
mengakibatkan pemanasan dan agitasi yang dihasilkan oleh perpindahan panas
secara konveksi dari pelarut menuju sel sampel. Kerusakan struktur sel sampel
kemudian menghasilkan partisi analit dari matriks sampel menuju pelarut. Hal
ini berbeda pada pemanasan dengan proses konduksi yang membutuhkan perambatan
panas melalui dinding wadah pelarut dan sampel.
Pada awalnya, baik reaksi maupun
pemisahan dengan gelombang mikro menggunakan oven microwave domestik. Namun
saat ini telah diperkenalkan alat-alat ekstraksi dengan generator gelombang
mikro yang lebih modern untuk keperluan pekerjaan di laboratorium. Ada 2
pendekatan divais microwave:
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Sistem MAE terbuka (atmosforik)
Pada sistem terbuka, sampel bersama
pelarut ditempatkan dalam labu terbuka. Magnetron diarahkan ke wadah untuk
meradiasikan gelombang mikro ke dalam sistem pelarut-sampel yang mengakibatkan
pelarut mendidih dalam sampel dan naik menuju sistem kondensor. Pelarut yang
dingin kemudian kembali lagi ke dalam labu. Proses ini akan berulang dalam
waktu singkat 5-20 menit sehingga komponen kimia dalam matriks sampel keluar menuju
pelarut. Proses dengan sistem ini diatur pada suhu di sekitar titik didih
pelarut dengan pengaturan daya maksimal sekitar 300 W. Karena sistem ini
atmosforik, maka proses pendinginan labu ekstraksi lebih singkat.
Pada sistem tertutup, gelombang mikro diradiasikan dalam cavity berupa oven dan didispersikan oleh pemutar stirrer dalam oven. Pengatur stirrer ini memastikan gelombbang mikro terdistribusi merata dalam oven. Matriks sampel dan pelarut ditempatkan dalam labu tertutup yang terbuat dari material polimer triflorometoksi atau polieter imida yang resisten dengan radiasi gelombang mikro. Tekanan dalam oven sekitar <200>
Beberapa proses ekstraksi menggunakan sistem tertutup telah dilakukan di laboratorium Kimia Organik UIN Alauddin Makassar. Beberapa diantaranya dipadukan dengan metode statistik untuk optimasi kondisi ekstraksi. Sampel ekstraksi umumnya dari bahan alam lokal Sulawesi Selatan seperti ekstraksi Sereh (Cimbopogon citratus), Jahe Merah (Zingiber officinale), Lada Hitam (Piper nigrum), Nilam (Pogostemon cablin), Jeruk Purut (Citrus hystrix), Lemo cuco (Citrus marcoptera) dan Jeruk Selayar (Citru nobilis). Hasilnya menunjukkan secara umum bahwa rendamen meningkat dengan adanya radisi gelombang mikro pada matriks sampel. Divais yang digunakan saat ini masih berupa oven domestik yang dioptimalkan untuk keperluan eksperimen. Oven microwave dimodifikasi untuk bisa disambungkan dengan kondensor pendingin pada bagian atas oven. Operasi dengan oven modifikasi ini membutuhkan kehati-hatian yang tinggi. Penggunaan penangas air kadang-kadang dibutuhkan untuk mencegah kenaikan suhu secara tiba-tiba.
Selain
MAE, oven ini juga bisa digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri dengan metode Microwave Assisted Hydro-Distillation (MAHD).
Beberapa minyak atsiri yang telah dekstraksi antara lain dari Pogostemon cablin, Cimbopogon citratus dan Citrus
marcoptera.
(Aisyah, KK Kimia Oganik)