ditulis oleh Aisyah, S.Si., M.Si.
Dye-Sensitized
Solar Cell (DSSC), atau sel surya tersensitasi zat warna, merupakan sebuah
inovasi revolusioner dalam kimia material dan energi terbarukan. Teknologi ini
tidak hanya berbeda secara mendasar dari sel surya silikon konvensional, tetapi
juga menawarkan potensi luar biasa dari molekul zat warna. Strukturnya secara
efisien menyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik.
Bayangkan, cahaya yang selama ini kita nikmati sebagai warna kini dapat diubah
menjadi sumber energi yang berkelanjutan. Ini adalah sebuah konsep yang
memadukan keindahan estetika dengan keunggulan ilmiah dalam satu sistem yang
harmonis. Dengan DSSC, kita tidak hanya melangkah menuju masa depan yang lebih
hijau, tetapi juga merangkul inovasi yang mengubah cara kita memandang energi.
Gagasan tentang
DSSC yang diperkenalkan oleh Michael Grätzel dan Brian O’Regan pada tahun 1991
telah membuka jalan bagi era baru dalam teknologi energi terbarukan . Prototipe
mereka yang mencapai efisiensi sekitar tujuh persen merupakan pencapaian luar biasa
pada masanya, menandai terobosan signifikan dalam teknologi berbasis bahan
organic (Maulana et al., 2021). Sejak saat itu, DSSC telah menjadi pusat
perhatian riset global, berkat sifatnya yang tidak hanya ramah lingkungan
tetapi juga ekonomis dan fleksibel (Grätzel, 2005). Namun, yang benar-benar
menjadi inti dari kesuksesan DSSC adalah struktur kimia zat warna yang
digunakan sebagai photosensitizer. Senzitizer inilah yang menjadi kunci dalam
mengoptimalkan kinerja dan efisiensi teknologi ini. Dengan potensi yang begitu
besar, DSSC tidak hanya menjanjikan masa depan yang lebih hijau tetapi juga
lebih terjangkau dan adaptif terhadap berbagai kebutuhan energi.
Prinsip
Kerja DSSC
Bayangkan sebuah
inovasi yang memanfaatkan prinsip fotosintesis untuk menciptakan energi bersih
dan berkelanjutan. Inilah keajaiban yang ditawarkan oleh DSSC. Teknologi ini
dengan cerdas menyerap sinar matahari melalui molekul zat warna yang terikat
pada permukaan semikonduktor seperti titanium dioksida (TiO2) (Longo & De
Paoli, 2003). Saat foton diserap, elektron dalam zat warna mengalami eksitasi
dari tingkat energi HOMO (Highest Occupied Molecular Orbital) ke tingkat LUMO
(Lowest Unoccupied Molecular Orbital) (Venkatraman et al., 2018). Elektron yang
tereksitasi ini kemudian melompat ke pita konduksi (conduction band) TiO? dan mengalir
melalui rangkaian eksternal, menghasilkan arus listrik yang stabil. Setelah
elektron dilepaskan, zat warna direduksi kembali oleh elektrolit redoks
(biasanya pasangan I?/I??), memungkinkan
sistem ini untuk beroperasi secara siklik tanpa henti (Sharma et al., 2018).
Dengan mengadopsi prinsip dasar alam, DSSC menawarkan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan energi masa
depan kita dengan cara yang berkelanjutan dan efisien.
Keberhasilan
mekanisme ini sangat bergantung pada dua hal utama, yaitu kemampuan zat warna
untuk menyerap cahaya dengan baik dan kecocokan energi orbitalnya dengan TiO2 (Bachtiar et al.,
2019) dan elektrolit (Yang et al., 2022). Dalam sistem ini desain struktur
kimia merupakan elemen penting. Dengan merancang struktur kimia yang tepat,
semua komponen dapat bekerja bersama secara efektif untuk meningkatkan kinerja
sistem (Bialas et al., 2021).
Dari
Kompleks Logam Menuju Molekul Organik
Pada awal
pengembangannya, zat warna berbasis logam transisi, terutama kompleks ruthenium
(Ru) lebih banyak digunakan. Zat warna N3 dan N719 dengan pusat logam Ru(II)
dan ligan bipyridyl serta gugus karboksilat yang dapat menempel kuat pada
permukaan TiO?,
telah menunjukkan performa yang menakjubkan (Bandara et al., 2016; Hardani et
al., 2025). Zat warna ini tidak hanya mampu menyerap cahaya dalam spektrum yang
luas, tetapi juga menawarkan stabilitas luar biasa dan efisiensi lebih dari
sepuluh persen. Namun, kita tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa ruthenium
adalah logam langka, mahal, dan tidak ramah lingkungan (Jamalullail et al.,
2017). Oleh karena itu, sangat penting untuk beralih ke alternatif yang lebih
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pilihan ini bukan hanya bijaksana, tetapi
juga merupakan priotitas untuk memastikan keberlanjutan dan kelestarian
lingkungan.
Dengan demikian,
mengarahkan penelitian pada pewarna organik adalah langkah strategis yang
sangat tepat. Molekul organik memberikan fleksibilitas luar biasa, memungkinkan
penyesuaian struktur melalui sintesis kimia untuk mengoptimalkan spektrum
serapan, tingkat energi orbital, dan interaksi permukaan dengan TiO2 (Machin, 2021).
Keunggulan ini menjadikan bahan organik sebagai pilihan yang lebih hemat biaya
dan ramah lingkungan (Bose & Genwa, 2016). Dengan memanfaatkan zat warna
organik, kita tidak hanya memacu inovasi teknologi, tetapi juga menegaskan
komitmen kuat terhadap keberlanjutan dan efisiensi ekonomi.
Arsitektur D–?–A
Zat warna organik
yang digunakan dalam DSSC merupakan inovasi hebat hasil pengembangan teknologi
pewarnaan. Pewarna ini dirancang dengan struktur Donor–?–Akseptor
(D–?–A)
yang sangat efisien (Haid et al., 2012). Struktur ini meniru sistem molekuler
yang mengarahkan aliran elektron dengan sangat baik. Donor adalah sumber
elektron yang kuat, ? adalah penghubung atau linker dan
akseptor menerima elektron dan mengikat ke permukaan TiO?. Bagian donor (D)
biasanya terdiri dari kelompok aromatik kaya elektron, seperti trifenilamin
(TPA) (Xu et al., 2012), quinolin (Chen et al., 2007) atau fenotiazin
(Arunkumar et al., 2018), yang melepaskan elektron saat terkena cahaya.
Elektron kemudian bergerak melalui ?-linker, seperti tiofen,
benzene, atau furan, yang membantu delokalisasi elektron dan memperluas
penyerapan cahaya ke panjang gelombang lebih besar. Akhirnya, bagian akseptor
(A), seperti asam sianoakrilat atau rodanin-3-asam asetat, menarik elektron dan
mengikat molekul pewarna ke TiO2
melalui ikatan ester atau asam karboksilat (Wan et al., 2017; Zhang et al.,
2019). Dengan desain ini, pewarna organik meningkatkan efisiensi DSSC dan
mendukung inovasi energi terbarukan yang lebih baik.
Dalam struktur D–?–A,
elektron bergerak dari donor ke akseptor melalui sistem ? saat molekul tereksitasi. Sistem ?-konjugasi ini secara
efisien mempercepat perpindahan muatan yang merupakan parameter penting dalam
desain molekul canggih. Panjang dan jenis sistem ?-konjugasi
menentukan spektrum serapan. Sistem yang lebih panjang mengurangi band gap dan
menggeser warna serapan ke merah. Ini bukan hanya teori, tapi ini adalah
peluang untuk memanfaatkan sifat optik dalam teknologi canggih.
Untuk mendapatkan pewarna organik yang dapat menghasilkan efisiensi listrik yang tinggi, tingkat energi orbital dari struktur D-?-A perlu dianalisis dari sudut pandang kuantum, Hubungan antara struktur molekul dan kinerja fotovoltaik dapat dijelaskan dengan konsep HOMO (Highest Occupied Molecular Orbital) dan LUMO (Lowest Unoccupied Molecular Orbital). Donor, dengan banyak elektron, menentukan posisi energi HOMO sementara akseptor, yang bersifat elektronegatif, menurunkan tingkat energi LUMO. Komposisi keduanya menciptakan gradien muatan yang penting untuk memfasilitasi transfer muatan saat molekul menyerap cahaya.
Ketika struktur
diperluas melalui sistem ?-konjugasi, celah energi
antara tingkat energi HOMO dan LUMO (HOMO–LUMO gap) mengecil, menyebabkan
pergeseran serapan ke arah panjang gelombang lebih besar (geseran merah).
Fenomena ini penting karena memungkinkan dye menangkap foton energi rendah yang
jumlahnya lebih melimpah dalam spektrum matahari (Li et al., 2015). Secara
praktis, LUMO dye harus berada sedikit di atas pita konduksi (CB) TiO? agar elektron
tereksitasi dapat diinjeksi secara spontan. Di sisi lain HOMO harus lebih
rendah daripada potensial redoks elektrolit, sehingga regenerasi dye
berlangsung efisien (Wills et al., 2013). Keseimbangan energi inilah yang
menjadi inti desain molekul. Bila LUMO terlalu tinggi injeksi elektron
terhambat sementara bila HOMO terlalu rendah regenerasi melambat dan
rekombinasi meningkat.
Pemahaman
mekanistik ini kini sangat dibantu oleh perhitungan Density Functional Theory
(DFT) dan metode time-dependent DFT (TD-DFT), yang memungkinkan peneliti
memprediksi spektrum serapan, distribusi muatan, dan profil orbital dari sebuah
dye bahkan sebelum disintesis (Almogati et al., 2017). Dengan cara ini, desain
molekuler dalam DSSC telah beralih dari pendekatan trial-and-error menuju
strategi rasional berbasis kuantum. Karena itu, setiap variasi kecil pada
donor, ?-linker, atau akseptor kini dievaluasi
tidak hanya berdasarkan struktur dan sifat kimia klasiknya, tetapi juga pada
potensi modifikasi tersebut menggeser HOMO, menurunkan LUMO, dan menstabilkan
keadaan tereksitasi (excited state) yang diperlukan untuk transfer elektron
yang cepat (Wykes et al., 2016).
Kerangka ini
adalah dasar yang kuat untuk inovasi dalam kimia organik yang lebih maju.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi DSSC. Dengan memahami bagaimana
struktur mempengaruhi energi, peneliti dapat memperpanjang rantai ?,
memperkuat sifat donor atau akseptor, menambahkan gugus sterik, atau mengatur
ulang pola konjugasi untuk mencapai keseimbangan energi yang optimal.
Pendekatan ini membuka jalan dan mendorong pengembangan strategi molekuler
seperti modifikasi ?-linker, rekayasa donor baru, desain
akseptor ganda, hingga co-sensitization.
Salah satu
strategi molekuler utama adalah memodifikasi ?-linker
untuk memperluas spektrum penyerapan cahaya. Dengan menambahkan unit seperti
tiofene, benzotiadiazol, atau pirol, penyerapan cahaya dapat ditingkatkan
berkat sistem konjugasi elektron yang lebih luas. Penggantian satu cincin
tiofen dengan benzotiadiazol dapat memperluas penyerapan hingga 650 nm dan
meningkatkan efisiensi konversi daya lebih dari sepuluh persen (Wang et al.,
2021). Ini adalah terobosan yang memperkuat potensi DSSC dan membuka jalan bagi
inovasi energi terbarukan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Perubahan pada
bagian donor juga sangat penting dalam pengembangan material. Trifenilamine
adalah donor yang populer karena mudah dimodifikasi dengan menambahkan gugus
metoksi atau rantai alkil panjang. Modifikasi ini meningkatkan kelarutan dan
mencegah penggumpalan molekul di permukaan TiO2, membuatnya
sangat efisien. Alternatif lain seperti karbazol dan fenotiazin memiliki
struktur aromatik kaku yang memberikan kestabilan oksidatif tinggi.
Keberhasilan pendekatan ini terlihat pada pewarna D35, yang berbasis
trifenlamin-tiofen-asam sianoakrilat, yang dapat mencapai efisiensi lebih
tinggi dari pewarna lainnya (Pazoki et al., 2014). Ini menunjukkan bahwa
modifikasi donor dapat menghasilkan solusi yang lebih efisien dan ramah
lingkungan.
Pengembangan pada
bagian akseptor juga terus dilakukan. Akseptor seperti rodanin , indandioe
(Kushwaha & Srivastava, 2024), benzotiadiazol dan asam sinoakrilat (Revoju
et al., 2018), memainkan peran penting dalam memperkuat interaksi dengan TiO2 dan memperluas
spektrum penyerapan cahaya. Inovasi yang menggabungkan dua akseptor dalam
struktur D–A–?–A telah terbukti meningkatkan efisiensi
transfer elektron secara signifikan (S. Li et al., 2020). Selain itu,
penambahan rantai samping berupa alkil panjang tidak hanya meningkatkan
kelarutan, tetapi juga secara efektif mencegah agregasi antar molekul, yang
dapat mengurangi kinerja (Hara et al., 2009). Molekul dengan rantai samping
besar ini tersebar merata di permukaan TiO2, menciptakan
lapisan monomerik yang stabil dan efisien. Selain itu, strategi ko-sensitisasi,
yang menggabungkan dua zat warna dengan spektrum penyerapan berbeda, menawarkan
solusi inovatif untuk memaksimalkan pemanfaatan cahaya. Kombinasi dye porfirin
dan dye D–?–A organik, misalnya, telah mencapai
efisiensi hingga dua belas persen dengan menyerap hampir seluruh spektrum
cahaya tampak (Süerkan et al., 2025). Ini adalah terobosan yang tidak hanya
menjanjikan, tetapi juga mengubah cara kita memanfaatkan energi cahaya secara
lebih efektif.
Menutup bagian
pertama dari tulisan berseri ini, kita harus memahami bahwa kemajuan DSSC
sangat bergantung pada kemampuan kita untuk merancang struktur kimia zat warna.
Pendekatan arsitektur D–?–A dan berbagai strategi
modifikasinya adalah elemen penting yang tidak boleh diabaikan. Setiap
perubahan kecil pada donor, rantai ?-konjugasi, atau akseptor
dapat menggeser posisi energi, mengubah spektrum serapan, dan meningkatkan
efisiensi injeksi elektron pada TiO?.
Inilah keunggulan kimia organik modern di mana kemampuan merancang molekul
dengan presisi tinggi, menjadikan dye lebih dari sekadar pewarna, tetapi juga
sebagai komponen fotovoltaik yang dirancang khusus untuk meningkatkan efisiensi
konversi listrik. Pada bagian berikutnya, kita akan membahas perkembangan dye
canggih seperti porfirin dan ftalosianin, yang terinspirasi dari pigmen alami,
dinamika HOMO–LUMO, serta tantangan stabilitas dan arah masa depan DSSC. Dengan
demikian, bagian kedua akan memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana warna
dapat menjadi sumber energi yang efektif dan berguna.
Daftar
Pustaka
Almogati, R. N.,
Hilal, R., & Aziz, S. G. (2017). Effect of substitution on the
optoelectronic properties of dyes for DSSC. A DFT approach. Journal of
Theoretical and Computational Chemistry, 16(02), 1750018.
https://doi.org/10.1142/s0219633617500183
Arunkumar, A.,
Shanavas, S., & Anbarasan, P. M. (2018). First-principles study of
efficient phenothiazine-based D–?–A organic sensitizers
with various spacers for DSSCs. Journal of Computational Electronics, 17(4),
1410–1420. https://doi.org/10.1007/s10825-018-1226-5
Arooj, Q., Wilson,
G. J., & Wang, F. (2019). Methodologies in Spectral Tuning of DSSC
Chromophores through Rational Design and Chemical-Structure Engineering.
Materials, 12(24), 4024. https://doi.org/10.3390/ma12244024
Bachtiar, M. I.,
Hariyani, L. W., Nurosyid, F., & Agustina, M. N. P. (2019). Effect of dye
variation on DSSC efficiency. Journal of Physics: Conference Series, 1153(1),
012097. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1153/1/012097
Bandara, T. M. W.
J., Albinsson, I., Rupasinghe, E. J., Furlani, M., Chandrasena, P. H. N. J.,
Mellander, B. E., Ratnasekera, J. L., Dissanayake, M. A. K. L., & Fernando,
H. D. N. S. (2016). N719 and N3 dyes for quasi-solid state dye sensitized solar
cells - A comparative study using polyacrylonitrile and CsI based electrolytes.
Ceylon Journal of Science, 45(2), 61. https://doi.org/10.4038/cjs.v45i2.7389
Bialas, D.,
Kirchner, E., Würthner, F., & Röhr, M. I. S. (2021). Perspectives in Dye
Chemistry: A Rational Approach toward Functional Materials by Understanding the
Aggregate State. Journal of the American Chemical Society, 143(12), 4500–4518.
https://doi.org/10.1021/jacs.0c13245
Binyamin, H.,
Senderowitz, H. (2022). Photovoltaphores: pharmacophore models for identifying
metal-free dyes for dye-sensitized solar cells. npj Comput Mater 8, 142
https://doi.org/10.1038/s41524-022-00823-6
Bose, S., &
Genwa, K. (2016). New Metal Free Organic Dyes Based DSSC with Graphite-PSS:
PEDOT Counter Electrode. International Research Journal of Pure and Applied
Chemistry, 11(3), 1–10. https://doi.org/10.9734/irjpac/2016/24519
Chen, R., Tian,
H., Yang, X., Wang, X., Hagfeldt, A., & Sun, L. (2007). Effect of
Tetrahydroquinoline Dyes Structure on the Performance of Organic Dye-Sensitized
Solar Cells. Chemistry of Materials, 19(16), 4007–4015.
https://doi.org/10.1021/cm070617g
Grätzel, M.
(2005). Solar Energy Conversion by Dye-Sensitized Photovoltaic Cells. Inorganic
Chemistry, 44(20), 6841–6851. https://doi.org/10.1021/ic0508371
Haid, S., Mishra,
A., Teuscher, J., Zakeeruddin, S. M., Wielopolski, M., Bäuerle, P., Marszalek,
M., Grätzel, M., Humphry?Baker, R., & Moser, J. (2012). Significant
Improvement of Dye?Sensitized Solar Cell Performance by Small Structural
Modification in ??Conjugated Donor–Acceptor Dyes. Advanced
Functional Materials, 22(6), 1291–1302. https://doi.org/10.1002/adfm.201102519
Hara, K., Wang,
Z.-S., Koumura, N., Furube, A., & Cui, Y. (2009). Long-term stability of
organic–dye-sensitized solar cells based on an alkyl-functionalized carbazole
dye. Energy & Environmental Science, 2(10), 1109.
https://doi.org/10.1039/b907486d
Hardani, H.,
Soonmin, H., Fudholi, A., Hidayatulloh, A., Syahidi, K., Sulistiyana, S.,
Angraini, L. M., & Zaidah, A. (2025). Optimizing Solar Power: The Impact of
N719 Dye Concentration on DSSC Efficiency with TiO2 Nanoparticles. Journal of
Multidisciplinary Applied Natural Science, 5(1), 254–266.
https://doi.org/10.47352/jmans.2774-3047.245
Jamalullail, N.,
Mohamad, I. S., Baharum, N. A., Mahmed, N., & Norizan, M. N. (2017). Short
review: Natural pigments photosensitizer for dye-sensitized solar cell (DSSC).
344–349. https://doi.org/10.1109/scored.2017.8305367
Kushwaha, P. K.,
& Srivastava, S. K. (2024). Tuning optoelectronic properties of
indandione-based D-A materials by malononitrile group acceptors: A DFT and
TD-DFT approach. Journal of Molecular Modeling, 30(10).
https://doi.org/10.1007/s00894-024-06159-w
Li, M., Wei, Z.,
Pan, D., Diao, L., Li, Z., Lu, W., Wu, Q., Kou, L., & Zhang, Q. (2015).
Theoretical Study of WS-9-Based Organic Sensitizers for Unusual Vis/NIR
Absorption and Highly Efficient Dye-Sensitized Solar Cells. The Journal of
Physical Chemistry C, 119(18), 9782–9790.
https://doi.org/10.1021/acs.jpcc.5b03667
Li, S., Zhu, H.,
Zhan, L., Chen, H., Shi, M., Li, C., Jin, Y., Zhou, G., Lau, T., Lu, X., Qin,
R., & Zhang, F. (2020). Asymmetric Electron Acceptors for High-Efficiency
and Low-Energy-Loss Organic Photovoltaics. Advanced Materials, 32(24), 2001160.
https://doi.org/10.1002/adma.202001160
Longo, C., &
De Paoli, M.-A. (2003). Dye-sensitized solar cells: a successful combination of
materials. Journal of the Brazilian Chemical Society, 14(6).
https://doi.org/10.1590/s0103-50532003000600005
Machin, D. D.
(2021). The synthesis of novel BODIPY compounds for DSSC applications.
https://doi.org/10.32920/ryerson.14656569
Maulana, M. F.,
Saptari, S. A., Yuniarti, E., & Nurlaela, A. (2021). Dye Sensitized Solar
Cell (DSSC) Efficiency Derived from Natural Source. Jurnal Fisika Dan
Aplikasinya, 17(3), 68. https://doi.org/10.12962/j24604682.v17i3.9616
Pazoki, M.,
Boschloo, G., Hagfeldt, A., Taghavinia, N., & Lohse, P. W. (2014). The
effect of dye coverage on the performance of dye-sensitized solar cells with a
cobalt-based electrolyte. Physical Chemistry Chemical Physics, 16(18), 8503.
https://doi.org/10.1039/c4cp00335g
Revoju, S.,
Biswas, S., Eliasson, B., & Sharma, G. D. (2018). Asymmetric
triphenylamine-phenothiazine based small molecules with varying terminal
acceptors for solution processed bulk-heterojunction organic solar cells.
Physical Chemistry Chemical Physics, 20(9), 6390–6400.
https://doi.org/10.1039/c7cp08653a
Sharma, K.,
Sharma, V., & Sharma, S. S. (2018). Dye-Sensitized Solar Cells:
Fundamentals and Current Status. Nanoscale Research Letters, 13(1).
https://doi.org/10.1186/s11671-018-2760-6
Süerkan, ?.
N., Arslan, N., Gökçeören, A. T., Çakar, S., Sevim, A. M., Gül, A., &
Özacar, M. (2025). A3B type Zn(II) phthalocyanines and porphyrin cocktail dye
sensitizers for highly efficient DSSCs. Journal of Photochemistry and
Photobiology A: Chemistry, 464, 116333.
https://doi.org/10.1016/j.jphotochem.2025.116333
Venkatraman, V.,
Raju, R., Oikonomopoulos, S. P., & Alsberg, B. K. (2018). The
dye-sensitized solar cell database. Journal of Cheminformatics, 10(1).
https://doi.org/10.1186/s13321-018-0272-0
Wan, Z., Jia, C.,
Wang, Y., & Yao, X. (2017). A Strategy To Boost the Efficiency of Rhodanine
Electron Acceptor for Organic Dye: From Nonconjugation to Conjugation. ACS
Applied Materials & Interfaces, 9(30), 25225–25231.
https://doi.org/10.1021/acsami.7b04233
Wang, C., Chen,
Q.-M., Wu, Y.-G., Li, W.-W., Xiao, C.-Y., & Liu, F. (2021).
Benzothiadiazole-based Conjugated Polymers for Organic Solar Cells. Chinese
Journal of Polymer Science, 39(5), 525–536.
https://doi.org/10.1007/s10118-021-2537-8
Wills, K. A.,
Cameron, P. J., Hewat, T., Jones, M. D., Merino, G., Mattia, D., Lewis, S. E.,
Mandujano-Ramírez, H. J., Robertson, N., & Oskam, G. (2013). Investigation
of a copper(i) biquinoline complex for application in dye-sensitized solar
cells. RSC Advances, 3(45), 23361. https://doi.org/10.1039/c3ra44936j
Wykes, M., Adamo,
C., Labat, F., Ciofini, I., & Odobel, F. (2016). Anchoring groups for dyes
in p-DSSC application: insights from DFT. Journal of Molecular Modeling,
22(12). https://doi.org/10.1007/s00894-016-3155-1
Xu, J., Wang, L.,
Xu, W., Zhu, L., Liu, L., Fang, D., & Chen, B. (2012). Substituent Effect
on the ? Linkers in Triphenylamine Dyes for
Sensitized Solar Cells: A DFT/TDDFT Study. ChemPhysChem, 13(14), 3320–3329.
https://doi.org/10.1002/cphc.201200273
Yang, J., Liu, J.,
Li, Y., Yu, X., Yi, Z., Zhang, Z., Chi, F., & Liu, L. (2022). A DSSC
Electrolyte Preparation Method Considering Light Path and Light Absorption.
Micromachines, 13(11), 1930. https://doi.org/10.3390/mi13111930
Zhang, L.,
Hagfeldt, A., Yang, X., Yu, Z., Sun, L., & Li, S. (2019).
Electron?Withdrawing Anchor Group of Sensitizer for Dye?Sensitized Solar Cells,
Cyanoacrylic Acid, or Benzoic Acid? Solar RRL, 4(3), 1900436.
https://doi.org/10.1002/solr.201900436

