Pendahuluan
Indonesia dikenal
sebagai salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Lebih dari
40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri bernilai ekonomi tinggi, mulai dari
cengkeh, nilam, kenanga, sereh wangi, gaharu, cendana, hingga kayu putih. Keanekaragaman
hayati tropis yang dipadu dengan kondisi iklim yang ideal menjadikan Indonesia
tidak hanya sebagai produsen utama, tetapi juga sebagai sumber inovasi dalam
pengembangan terapi berbasis bahan alam. Salah satu minyak atsiri unggulan yang
mendapat perhatian dalam riset ilmiah dan aplikasi klinis adalah minyak akar
wangi, atau yang dikenal secara internasional sebagai vetiver oil.
Minyak akar wangi atau vetiver oil adalah salah satu minyak esensial yang tak hanya harum, tetapi juga menyimpan potensi kimiawi alami yang menakjubkan. Dengan aroma khas tanah yang hangat dan menenangkan, minyak ini telah digunakan sejak ribuan tahun lalu dalam pengobatan tradisional India, sistem Ayurvedha, dan Sidha. Di Indonesia, akar wangi digunakan sebagai pengharum batik dan barang penting seperti keris (Akar Wangi, 2024).
Minyak akar wangi
berasal dari akar tanaman vetiver, Vetiveria zizanioides atau Chrysopogon
zizanioides. Tanaman ini adalah sejenis rumput tropis yang memiliki sistem
perakaran yang sangat dalam hingga
mencapai empat meter (David et al., 2023; Rojas-Sandoval, 2020). Tanaman ini
tumbuh subur di India, Haiti, dan beberapa negara tropis lainnya termasuk
Indonesia.
Keistimewaannya
bukan hanya pada kemampuannya menahan erosi dan meremediasi tanah dari logam
berat, tetapi juga kandungan minyak atsiri dalam akarnya. Minyak ini dapat
diperolah melalui metode-metode ekstraksi seperti destilasi atau teknik modern
berbantukan gelombang mikro dan suara.
Kini, di tengah
tren hidup alami dan terapi berbasis tanaman, minyak akar wangi semakin
digemari, baik sebagai aromaterapi, bahan aktif dalam produk kecantikan, maupun
sebagai terapi tambahan dalam perawatan kesehatan mental dan fisik. Tapi
tahukah Anda? Di balik aromanya yang menenangkan, terdapat ratusan senyawa
kimia yang bekerja sinergis memberikan segudang manfaat terapeutik.
Sinergi Senyawa
Kimia Untuk Bioaktivitas Dan Terapi Klinis
Minyak akar wangi
merupakan hasil distilasi akar tanaman Chrysopogon zizanioides dan telah lama
dikenal dalam pengobatan tradisional maupun praktik terapi modern. Kekayaan
kandungan kimia dalam minyak ini sangat luar biasa, dengan lebih dari 300
senyawa aktif yang telah diidentifikasi (Pandey & Tiwari, 2024). Sebagian
besar di antaranya tergolong dalam kelompok seskuiterpena dan senyawa
teroksigenasi, seperti khusimol, α-vetivon, vetiverol, dan
ziza-6(13)-en-3-on (Amalia et al., 2022; Nararak et al., 2022; Ouyang et al.,
2021; Suyono & Susanti, 2019). Keunikan minyak akar wangi terletak pada
kemampuan senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis, membentuk kombinasi aktivitas
biologis yang luas, mulai dari antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, hingga
efek neurofarmakologis.
Dalam bidang
aromaterapi klinis, vetiver oil terbukti efektif dalam membantu regulasi emosi,
menurunkan kecemasan, dan memperbaiki kualitas tidur. Efek ini sebagian besar
berasal dari senyawa seperti khusimol dan β-vetivone
yang bekerja pada reseptor GABA di otak, meredakan rangsangan saraf pusat dan
mengurangi produksi hormon stres seperti kortisol (Grover et al., 2021).
Penggunaan vetiver oil dalam praktik ini biasanya melibatkan 3 hingga 5 tetes
yang diteteskan ke dalam diffuser, digunakan selama 15 hingga 30 menit
menjelang waktu istirahat. Aromanya yang hangat dan menenangkan membuatnya
sangat ideal untuk terapi pasien dengan gangguan tidur, stres kronis, burnout
mental, bahkan gangguan konsentrasi seperti ADHD (Mercola, 2017).
Di bidang
dermatologi dan perawatan kulit, vetiver oil banyak diformulasikan dalam produk
seperti serum, losion, dan salep karena aktivitas antiinflamasi dan
antimikrobanya. Kandungan β-vetivenen, α
dan β-vetivon
menurunkan ekspresi sitokin inflamasi seperti TNF-α
dan IL-6 (Arafat et al., 2023; Han & Parker, 2017). Selain itu, senyawa ini
membantu mempercepat penyembuhan luka dan meredakan kulit yang iritasi. Untuk
aplikasi topikal, vetiver oil biasanya diencerkan dengan melarutkannya ke dalam
minyak pembawa dan didahului dengan uji tempel (Barbaud et al., 2023). Seperti
minyak atsiri pada umumnya, aplikasi topikal dapat dilakukan 2-4 kali sehari
(Getaneh et al., 2024)
Manfaat lainnya
tampak pada penggunaan vetiver oil dalam terapi pijat, terutama untuk mengatasi
ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah, dan meredakan nyeri ringan
(Magat et al., 2024). Dalam praktiknya, vetiver oil dicampurkan sebanyak 1-2%
minyak pijat, seperti minyak dasar (Bakó et al., 2023), kemudian digunakan
untuk pemijatan lembut di area otot yang tegang, misalnya pada punggung, leher,
atau bahu. Efeknya tidak hanya fisik, tapi juga emosional, membuatnya cocok
untuk pasien dengan kelelahan mental dan fisik sekaligus.
Vetiver oil juga
memiliki tempat yang penting dalam terapi paliatif dan geriatrik, terutama
karena kemampuannya memberikan kenyamanan emosional dan mengurangi kecemasan
pada pasien lanjut usia atau penderita penyakit kronis (Egeli et al., 2023).
Kombinasi senyawa kimianya memiliki efek menenangkan yang membantu menurunkan
kegelisahan serta memperbaiki kualitas tidur pada pasien-pasien yang mengalami
penurunan fungsi sistem saraf (Baykal & Çömlekçi, 2023). Untuk terapi ini,
vetiver oil dapat digunakan melalui atau dalam bentuk topikal dengan pelarutan
dalam minyak pembawa, yang kemudian dioleskan pada titik-titik relaksasi
seperti pergelangan tangan atau belakang telinga.
Meskipun vetiver
oil tergolong aman, penggunaannya tetap perlu memperhatikan prinsip
kehati-hatian. Sebaiknya dilakukan uji tempel terlebih dahulu sebelum pemakaian
topikal untuk menghindari iritasi atau alergi. Selain itu, penggunaan oral
tidak disarankan kecuali di bawah pengawasan profesional kesehatan atau
aromaterapis bersertifikat. Untuk penggunaan jangka panjang, terutama dalam
formulasi kosmetik dan terapi rutin, kombinasi dengan minyak esensial lain
disarankan untuk mengoptimalkan hasil terapi (Sakinah et al., 2021).
Dengan keberagaman
aktivitas dan formulasi yang tersedia, vetiver oil menempati posisi unik
sebagai agen terapi berbasis alam yang dapat menjembatani kebutuhan antara
kesehatan fisik dan keseimbangan psikologis secara holistik (Watson, 2024).
Lebih lanjut potensi vetivel oil dalam ekspresi genetik yang berkaitan dengan
regenerasi kulit dan metabolisme lipid (Han & Tory & Parker, 2017)
membuka jalan bagi aplikasi farmasi kosmetik yang lebih lanjut di masa
mendatang.
Indonesia,
Produsen Vetiver Oil Berkualitas Dunia
Indonesia,
khususnya Jawa Barat adalah salah satu produsen minyak vetiver terbaik
dunia (Khumaisah & Hasanah, 2022;
Vetiver Oil (Indonesia), n.d.). Dengan dukungan iklim tropis dan kondisi tanah
yang cocok, minyak vetiver dari Indonesia dikenal memiliki aroma yang dalam,
lembut, dan kompleks. Potensi ini sangat besar untuk pasar ekspor, terutama di
bidang kosmetik, parfum, dan kesehatan alami.
Kini, banyak
petani dan penyuling lokal mulai mengadopsi teknologi modern dan budidaya ramah
lingkungan untuk meningkatkan kualitas serta keberlanjutan produksi vetiver oil
Indonesia di pasar global.
Metode Ekstraksi
untuk Kualitas Terbaik
Minyak akar wangi
umumnya diekstraksi melalui metode distilasi uap air (steam distillation), yang
masih menjadi standar dalam industri minyak atsiri tradisional. Dalam metode
ini, bagian dari akar tanaman akar wangi yang telah dicuci dan dikeringkan akan
dipanaskan dengan uap air, yang kemudian membawa komponen volatil menuju
kondensor. Minyak yang terpisah dari uap air akan dikumpulkan dalam penampung,
menghasilkan fraksi minyak esensial. Proses ini cukup efisien untuk produksi
skala besar, meskipun membutuhkan waktu lama (6–24 jam) dan konsumsi energi
yang tinggi. Kualitas minyak sangat bergantung pada variabel seperti suhu,
tekanan uap, dan lama penyulingan. Penyulingan yang terlalu lama justru dapat
merusak senyawa sensitif seperti vetiverol dan khusimol (Machado et al., 2024).
Seiring
berkembangnya teknologi, berbagai metode ekstraksi modern telah mulai
dikembangkan untuk meningkatkan rendemen, efisiensi energi, dan kestabilan
komposisi kimia. Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah ekstraksi
menggunakan pelarut superkritis CO₂
(supercritical CO₂
extraction), yang bekerja pada suhu rendah dan tekanan tinggi sehingga mampu
mengekstraksi komponen aktif tanpa degradasi termal. Selain itu, metode seperti
ultrasonik-assisted extraction (UAE) (Jain et al., 2022; Sandhu et al., 2021;
Zorga et al., 2020)dan microwave-assisted extraction (MAE) (Bui-Phuc et al.,
2020; Kusuma et al., 2017; Martínez et al., 2007) juga telah diteliti untuk
mempercepat waktu ekstraksi, meningkatkan hasil, dan mempertahankan profil
kimia yang lebih utuh. Metode-metode ini juga dinilai lebih ramah lingkungan
karena mengurangi penggunaan pelarut organik dan energi. Dalam beberapa studi
terbaru, ekstraksi vetiver oil dengan CO₂ superkritis menghasilkan profil kimia
yang lebih kaya seskuiterpena oksigenasi dibandingkan metode distilasi
konvensional, serta lebih stabil dalam penyimpanan jangka panjang.
Penutup
Minyak akar wangi
bukan sekadar aromaterapi biasa. Di balik aroma tanah yang khas, terdapat
keragaman senyawa kimia aktif yang bekerja sinergis mendukung kesehatan tubuh
dan jiwa. Dengan pemanfaatan yang tepat dan pendekatan berkelanjutan, vetiver
oil tak hanya menyentuh indra penciuman kita tetapi juga memberi dampak
mendalam pada keseimbangan hidup secara menyeluruh.
Penulis:
Aisyah, S.Si.,
M.Si.
Dosen UIN Alauddin
Makassar
Referensi:
Akar wangi.
(2024). https://id.wikipedia.org/wiki/Akar_wangi
Amalia, N.,
Sukrasno, S., & Fidrianny, I. (2022). Isolation of Khusimol from the Root
of Vetiver (Vetiveria zizanioides L. Nash) Grown in Samarang – Garut and the
Study of its Profile after Harvesting. Letters in Applied NanoBioScience,
11(2), 3549–3559. https://doi.org/10.33263/LIANBS112.35493559
Arafat, M. A. M.,
Khalil, M. N. A., Mohamed, O. G., Abd El-Ghafar, O. A. M., Tripathi, A.,
Mahrous, E. A., Abd El-kader, E. M., & El-Hawary, S. (2023). Vetiver aerial
parts and roots ameliorate rheumatoid arthritis in complete Freund’s adjuvant
rat model, a phytochemical profiling and mechanistic study. Journal of
Ethnopharmacology, 317. https://doi.org/10.1016/j.jep.2023.116764
Bakó, E.,
Fehérvári, P., Garami, A., Dembrovszky, F., Gunther, E. E., Hegyi, P., Csupor,
D., & Böszörményi, A. (2023). Efficacy of Topical Essential Oils in
Musculoskeletal Disorders: Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized
Controlled Trials. Pharmaceuticals, 16(2), 144.
https://doi.org/10.3390/PH16020144/S1
Barbaud, A.,
Kurihara, F., Raison-Peyron, N., Milpied, B., Valois, A., Assier, H., Morice,
C., Manciet, J. R., Gener, G., Giordano-Labadie, F., Marcant, P., Bernier, C.,
Amsler, E., Crepy, M. N., Tetart, F., Soria, A., & le Bouëdec, M. C. F.
(2023). Allergic contact dermatitis from essential oil in consumer products:
Mode of uses and value of patch tests with an essential oil series. Results of
a French study of the DAG (Dermato-Allergology group of the French Society of
Dermatology). Contact Dermatitis, 89(3), 190–197.
https://doi.org/10.1111/COD.14377,
Baykal, D., &
Çömlekçi, N. (2023). Non-Pharmacologic Approaches to Sleep Problems for
Palliative Care Cancer Patients: A Systematic Review. Florence Nightingale
Journal of Nursing, 31(2), 131. https://doi.org/10.5152/FNJN.2023.23051
Bui-Phuc, T.,
Nhu-Trang, T. T., & Cong-Hau, N. (2020). Comparison of chemical composition
of essential oils obtained by hydro-distillation and microwave-assisted
extraction of Japanese mint (Mentha arvensis L.) grown in Vietnam. IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering, 991(1).
https://doi.org/10.1088/1757-899X/991/1/012039
David, A., Fărcaș,
A., & Socaci, S. A. (2023). An overview of the chemical composition and
bioactivities of Vetiveria zizanioides (L.) Nash essential oil. Trends in Food
Science & Technology, 140, 104153.
https://doi.org/10.1016/J.TIFS.2023.104153
Egeli, D., Kartal,
M., & Akcakay, A. (2023). Aromatherapy in Cancer Patients Receiving
Palliative Care. Bezmialem Science, 11(2), 229–241.
https://doi.org/10.14235/BAS.GALENOS.2022.66588
Getaneh, F. B.,
Mohammed, A., Belete, A. G., Muche, A., Ayres, A., Asmamaw, Y., Mengesha, Z.,
Dimtse, A., Misganaw, N. M., Mihretie, D. B., Bitew, Z. W., Mengstu, M., &
Molla, A. (2024). Effect of topical emollient oil application on weight of
preterm newborns: A systematic review and meta-analysis. PLOS ONE, 19(5),
e0302969. https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PONE.0302969
Grover, M., Behl,
T., Bungau, S., & Aleya, L. (2021). Potential therapeutic effect of
Chrysopogon zizanioides (Vetiver) as an anti-inflammatory agent. Environmental
Science and Pollution Research, 28(13), 15597–15606.
https://doi.org/10.1007/S11356-021-12652-Z,
Han & Tory,
X., & Parker, L. L. (2017).
Biological activity of vetiver ( Vetiveria zizanioides ) essential oil
in human dermal fibroblasts . Cogent Medicine, 4(1), 1298176.
https://doi.org/10.1080/2331205X.2017.1298176
Jain, P. L. B.,
Patel, S. R., & Desai, M. A. (2022). An innovative ultrasonic-assisted
extraction process for enhancing the patchoulol from Pogostemon cablin
essential oil using hydrotropes. Materials Today: Proceedings, 57.
https://doi.org/10.1016/j.matpr.2021.10.479
Khumaisah, L. L.,
& Hasanah, N. (2022). Development of an Integrated Organic Vetiver Oil
Production Area in Sukakarya Village, Samarang Garut District, West Java
[Pengembangan Kawasan Produksi Minyak Akar Wangi Organik Terpadu di Desa
Sukakarya Kecamatan Samarang Garut Jawa Barat]. Jurnal Pengabdian Isola, 1(1),
1–8. https://doi.org/10.17509/JPI.V1I1.47290
Kusuma, H. S.,
Altway, A., & Mahfud, M. (2017). Alternative to conventional extraction of
vetiver oil: Microwave hydrodistillation of essential oil from vetiver roots
(Vetiveria zizanioides). IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, 101(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/101/1/012015
Machado, C. A. T.,
Hodel, K. V. S., Lepikson, H. A., & Machado, B. A. S. (2024). Distillation
of essential oils: An innovative technological approach focused on
productivity, quality and sustainability. PLOS ONE, 19(2), e0299502.
https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PONE.0299502
Magat, G., Evli,
C., Uzun, S., & Özcan, S. (2024). Effect of Marjoram, Vetiver, and Lavender
Oil on Bruxism. International Dental Journal, 74, S38–S39.
https://doi.org/10.1016/J.IDENTJ.2024.07.687
Martínez, J.,
Rosa, P. T. V, Angela, M., & Meireles, A. (2007). Extraction of Clove and
Vetiver Oils with Supercritical Carbon Dioxide: Modeling and Simulation. The
Open Chemical Engineering Journal, 1, 1–7.
Mercola, J.
(2017). Essential Oils Can Help ADHD. Mercola.
articles.mercola.com/sites/articles/archive/2017/01/26/essential-oils-can-help-adhd.aspx
Nararak, J.,
Giorgio, C. Di, Thanispong, K., Sukkanon, C., Sanguanpong, U., Mahiou-Leddet,
V., Ollivier, E., Chareonviriyaphap, T., & Manguin, S. (2022). Behavioral
avoidance and biological safety of vetiver oil and its constituents against
Aedes aegypti (L.), Aedes albopictus (Skuse) and Culex quinquefasciatus Say.
Current Research in Insect Science, 2, 100044.
https://doi.org/10.1016/J.CRIS.2022.100044
Ouyang, J., Bae,
H., Jordi, S., Dao, Q. M., Dossenbach, S., Dehn, S., Lingnau, J. B., Kanta De,
C., Kraft, P., & List, B. (2021). The Smelling Principle of Vetiver Oil,
Unveiled by Chemical Synthesis. Angewandte Chemie - International Edition,
60(11), 5666–5672.
https://doi.org/10.1002/ANIE.202014609;PAGE:STRING:ARTICLE/CHAPTER
Pandey, A., &
Tiwari, S. C. (2024). A Review on Chemical Composition, Oil Quality, and
Bioactivity of Vetiver Essential Oil. Indian Journal of Pharmaceutical
Sciences, 86(4), 1176–1186.
https://doi.org/10.36468/PHARMACEUTICAL-SCIENCES.1381
Rojas-Sandoval, J.
(2020). Chrysopogon zizanioides (vetiver). CABI Compendium.
https://doi.org/10.1079/CABICOMPENDIUM.18528934
Sakinah, N.,
Rialita, T., Subroto, E., Pangan, J. T., Teknologi, F., Pertanian, I., &
Padjadjaran, U. (2021). Kajian Interaksi Berbagai Kombinasi Minyak Atsiri
Terhadap Mikroorganisme Perusak Pangan :
Studi Kepustakaan. J. Sains Dan Teknologi Pangan, 6(4), 4180–4191.
Sandhu, H. K.,
Sinha, P., Emanuel, N., Kumar, N., Sami, R., Khojah, E., & Al-Mushhin, A.
A. M. (2021). Effect of ultrasound-assisted pretreatment on extraction
efficiency of essential oil and bioactive compounds from citrus waste
by-products. Separations, 8(12), 244.
https://doi.org/10.3390/separations8120244
Suyono, H., &
Susanti, D. (2019). The Medical Benefits of Vetiver Essential Oil. Proceeding
of The 2nd International Conference on Essential Oil, 9–12.
https://doi.org/10.5220/0009954400090012
Vetiver Oil
(Indonesia). (n.d.). Ultra International B.V. Retrieved May 17, 2025, from
https://ultranl.com/products/vetiver-oil-indonesia/
Watson, K. (2024).
Vetiver Oil Health Benefits and Uses. Healthline.
https://www.healthline.com/health/vetiver-oil
Zorga, J., Kunicka-Styczyńska, A., Gruska, R., & Śmigielski, K. (2020). Ultrasound-assisted hydrodistillation of essential Oil from celery seeds (Apium graveolens L.) and its biological and aroma profiles. Molecules, 25(22), 5322. https://doi.org/10.3390/MOLECULES25225322
Click here to read full paper