Minyak Akar Wangi: Sinergi Struktur dan Bioaktivitas

  • 08:05 WITA
  • Administrator
  • Artikel

Pendahuluan

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Lebih dari 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri bernilai ekonomi tinggi, mulai dari cengkeh, nilam, kenanga, sereh wangi, gaharu, cendana, hingga kayu putih. Keanekaragaman hayati tropis yang dipadu dengan kondisi iklim yang ideal menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai produsen utama, tetapi juga sebagai sumber inovasi dalam pengembangan terapi berbasis bahan alam. Salah satu minyak atsiri unggulan yang mendapat perhatian dalam riset ilmiah dan aplikasi klinis adalah minyak akar wangi, atau yang dikenal secara internasional sebagai vetiver oil.

Minyak akar wangi atau vetiver oil adalah salah satu minyak esensial yang tak hanya harum, tetapi juga menyimpan potensi kimiawi alami yang menakjubkan. Dengan aroma khas tanah yang hangat dan menenangkan, minyak ini telah digunakan sejak ribuan tahun lalu dalam pengobatan tradisional India, sistem Ayurvedha, dan Sidha. Di Indonesia, akar wangi digunakan sebagai pengharum batik dan barang penting seperti keris (Akar Wangi, 2024).

Minyak akar wangi berasal dari akar tanaman vetiver, Vetiveria zizanioides atau Chrysopogon zizanioides. Tanaman ini adalah sejenis rumput tropis yang memiliki sistem perakaran yang sangat dalam  hingga mencapai empat meter (David et al., 2023; Rojas-Sandoval, 2020). Tanaman ini tumbuh subur di India, Haiti, dan beberapa negara tropis lainnya termasuk Indonesia.

Keistimewaannya bukan hanya pada kemampuannya menahan erosi dan meremediasi tanah dari logam berat, tetapi juga kandungan minyak atsiri dalam akarnya. Minyak ini dapat diperolah melalui metode-metode ekstraksi seperti destilasi atau teknik modern berbantukan gelombang mikro dan suara.

Kini, di tengah tren hidup alami dan terapi berbasis tanaman, minyak akar wangi semakin digemari, baik sebagai aromaterapi, bahan aktif dalam produk kecantikan, maupun sebagai terapi tambahan dalam perawatan kesehatan mental dan fisik. Tapi tahukah Anda? Di balik aromanya yang menenangkan, terdapat ratusan senyawa kimia yang bekerja sinergis memberikan segudang manfaat terapeutik.

Sinergi Senyawa Kimia Untuk Bioaktivitas Dan Terapi Klinis

Minyak akar wangi merupakan hasil distilasi akar tanaman Chrysopogon zizanioides dan telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional maupun praktik terapi modern. Kekayaan kandungan kimia dalam minyak ini sangat luar biasa, dengan lebih dari 300 senyawa aktif yang telah diidentifikasi (Pandey & Tiwari, 2024). Sebagian besar di antaranya tergolong dalam kelompok seskuiterpena dan senyawa teroksigenasi, seperti khusimol, α-vetivon, vetiverol, dan ziza-6(13)-en-3-on (Amalia et al., 2022; Nararak et al., 2022; Ouyang et al., 2021; Suyono & Susanti, 2019). Keunikan minyak akar wangi terletak pada kemampuan senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis, membentuk kombinasi aktivitas biologis yang luas, mulai dari antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, hingga efek neurofarmakologis.

Dalam bidang aromaterapi klinis, vetiver oil terbukti efektif dalam membantu regulasi emosi, menurunkan kecemasan, dan memperbaiki kualitas tidur. Efek ini sebagian besar berasal dari senyawa seperti khusimol dan β-vetivone yang bekerja pada reseptor GABA di otak, meredakan rangsangan saraf pusat dan mengurangi produksi hormon stres seperti kortisol (Grover et al., 2021). Penggunaan vetiver oil dalam praktik ini biasanya melibatkan 3 hingga 5 tetes yang diteteskan ke dalam diffuser, digunakan selama 15 hingga 30 menit menjelang waktu istirahat. Aromanya yang hangat dan menenangkan membuatnya sangat ideal untuk terapi pasien dengan gangguan tidur, stres kronis, burnout mental, bahkan gangguan konsentrasi seperti ADHD (Mercola, 2017).

Di bidang dermatologi dan perawatan kulit, vetiver oil banyak diformulasikan dalam produk seperti serum, losion, dan salep karena aktivitas antiinflamasi dan antimikrobanya. Kandungan β-vetivenen, α dan β-vetivon menurunkan ekspresi sitokin inflamasi seperti TNF-α dan IL-6 (Arafat et al., 2023; Han & Parker, 2017). Selain itu, senyawa ini membantu mempercepat penyembuhan luka dan meredakan kulit yang iritasi. Untuk aplikasi topikal, vetiver oil biasanya diencerkan dengan melarutkannya ke dalam minyak pembawa dan didahului dengan uji tempel (Barbaud et al., 2023). Seperti minyak atsiri pada umumnya, aplikasi topikal dapat dilakukan 2-4 kali sehari (Getaneh et al., 2024)

Manfaat lainnya tampak pada penggunaan vetiver oil dalam terapi pijat, terutama untuk mengatasi ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah, dan meredakan nyeri ringan (Magat et al., 2024). Dalam praktiknya, vetiver oil dicampurkan sebanyak 1-2% minyak pijat, seperti minyak dasar (Bakó et al., 2023), kemudian digunakan untuk pemijatan lembut di area otot yang tegang, misalnya pada punggung, leher, atau bahu. Efeknya tidak hanya fisik, tapi juga emosional, membuatnya cocok untuk pasien dengan kelelahan mental dan fisik sekaligus.

Vetiver oil juga memiliki tempat yang penting dalam terapi paliatif dan geriatrik, terutama karena kemampuannya memberikan kenyamanan emosional dan mengurangi kecemasan pada pasien lanjut usia atau penderita penyakit kronis (Egeli et al., 2023). Kombinasi senyawa kimianya memiliki efek menenangkan yang membantu menurunkan kegelisahan serta memperbaiki kualitas tidur pada pasien-pasien yang mengalami penurunan fungsi sistem saraf (Baykal & Çömlekçi, 2023). Untuk terapi ini, vetiver oil dapat digunakan melalui atau dalam bentuk topikal dengan pelarutan dalam minyak pembawa, yang kemudian dioleskan pada titik-titik relaksasi seperti pergelangan tangan atau belakang telinga.

Meskipun vetiver oil tergolong aman, penggunaannya tetap perlu memperhatikan prinsip kehati-hatian. Sebaiknya dilakukan uji tempel terlebih dahulu sebelum pemakaian topikal untuk menghindari iritasi atau alergi. Selain itu, penggunaan oral tidak disarankan kecuali di bawah pengawasan profesional kesehatan atau aromaterapis bersertifikat. Untuk penggunaan jangka panjang, terutama dalam formulasi kosmetik dan terapi rutin, kombinasi dengan minyak esensial lain disarankan untuk mengoptimalkan hasil terapi (Sakinah et al., 2021).

Dengan keberagaman aktivitas dan formulasi yang tersedia, vetiver oil menempati posisi unik sebagai agen terapi berbasis alam yang dapat menjembatani kebutuhan antara kesehatan fisik dan keseimbangan psikologis secara holistik (Watson, 2024). Lebih lanjut potensi vetivel oil dalam ekspresi genetik yang berkaitan dengan regenerasi kulit dan metabolisme lipid (Han & Tory & Parker, 2017) membuka jalan bagi aplikasi farmasi kosmetik yang lebih lanjut di masa mendatang.

Indonesia, Produsen Vetiver Oil Berkualitas Dunia

Indonesia, khususnya Jawa Barat adalah salah satu produsen minyak vetiver terbaik dunia  (Khumaisah & Hasanah, 2022; Vetiver Oil (Indonesia), n.d.). Dengan dukungan iklim tropis dan kondisi tanah yang cocok, minyak vetiver dari Indonesia dikenal memiliki aroma yang dalam, lembut, dan kompleks. Potensi ini sangat besar untuk pasar ekspor, terutama di bidang kosmetik, parfum, dan kesehatan alami.

Kini, banyak petani dan penyuling lokal mulai mengadopsi teknologi modern dan budidaya ramah lingkungan untuk meningkatkan kualitas serta keberlanjutan produksi vetiver oil Indonesia di pasar global.

Metode Ekstraksi untuk Kualitas Terbaik

Minyak akar wangi umumnya diekstraksi melalui metode distilasi uap air (steam distillation), yang masih menjadi standar dalam industri minyak atsiri tradisional. Dalam metode ini, bagian dari akar tanaman akar wangi yang telah dicuci dan dikeringkan akan dipanaskan dengan uap air, yang kemudian membawa komponen volatil menuju kondensor. Minyak yang terpisah dari uap air akan dikumpulkan dalam penampung, menghasilkan fraksi minyak esensial. Proses ini cukup efisien untuk produksi skala besar, meskipun membutuhkan waktu lama (6–24 jam) dan konsumsi energi yang tinggi. Kualitas minyak sangat bergantung pada variabel seperti suhu, tekanan uap, dan lama penyulingan. Penyulingan yang terlalu lama justru dapat merusak senyawa sensitif seperti vetiverol dan khusimol (Machado et al., 2024).

Seiring berkembangnya teknologi, berbagai metode ekstraksi modern telah mulai dikembangkan untuk meningkatkan rendemen, efisiensi energi, dan kestabilan komposisi kimia. Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah ekstraksi menggunakan pelarut superkritis CO (supercritical CO extraction), yang bekerja pada suhu rendah dan tekanan tinggi sehingga mampu mengekstraksi komponen aktif tanpa degradasi termal. Selain itu, metode seperti ultrasonik-assisted extraction (UAE) (Jain et al., 2022; Sandhu et al., 2021; Zorga et al., 2020)dan microwave-assisted extraction (MAE) (Bui-Phuc et al., 2020; Kusuma et al., 2017; Martínez et al., 2007) juga telah diteliti untuk mempercepat waktu ekstraksi, meningkatkan hasil, dan mempertahankan profil kimia yang lebih utuh. Metode-metode ini juga dinilai lebih ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan pelarut organik dan energi. Dalam beberapa studi terbaru, ekstraksi vetiver oil dengan CO superkritis menghasilkan profil kimia yang lebih kaya seskuiterpena oksigenasi dibandingkan metode distilasi konvensional, serta lebih stabil dalam penyimpanan jangka panjang.

Penutup

Minyak akar wangi bukan sekadar aromaterapi biasa. Di balik aroma tanah yang khas, terdapat keragaman senyawa kimia aktif yang bekerja sinergis mendukung kesehatan tubuh dan jiwa. Dengan pemanfaatan yang tepat dan pendekatan berkelanjutan, vetiver oil tak hanya menyentuh indra penciuman kita tetapi juga memberi dampak mendalam pada keseimbangan hidup secara menyeluruh.

 

Penulis:

Aisyah, S.Si., M.Si.

Dosen UIN Alauddin Makassar

 

Referensi:

Akar wangi. (2024). https://id.wikipedia.org/wiki/Akar_wangi

Amalia, N., Sukrasno, S., & Fidrianny, I. (2022). Isolation of Khusimol from the Root of Vetiver (Vetiveria zizanioides L. Nash) Grown in Samarang – Garut and the Study of its Profile after Harvesting. Letters in Applied NanoBioScience, 11(2), 3549–3559. https://doi.org/10.33263/LIANBS112.35493559

Arafat, M. A. M., Khalil, M. N. A., Mohamed, O. G., Abd El-Ghafar, O. A. M., Tripathi, A., Mahrous, E. A., Abd El-kader, E. M., & El-Hawary, S. (2023). Vetiver aerial parts and roots ameliorate rheumatoid arthritis in complete Freund’s adjuvant rat model, a phytochemical profiling and mechanistic study. Journal of Ethnopharmacology, 317. https://doi.org/10.1016/j.jep.2023.116764

Bakó, E., Fehérvári, P., Garami, A., Dembrovszky, F., Gunther, E. E., Hegyi, P., Csupor, D., & Böszörményi, A. (2023). Efficacy of Topical Essential Oils in Musculoskeletal Disorders: Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. Pharmaceuticals, 16(2), 144. https://doi.org/10.3390/PH16020144/S1

Barbaud, A., Kurihara, F., Raison-Peyron, N., Milpied, B., Valois, A., Assier, H., Morice, C., Manciet, J. R., Gener, G., Giordano-Labadie, F., Marcant, P., Bernier, C., Amsler, E., Crepy, M. N., Tetart, F., Soria, A., & le Bouëdec, M. C. F. (2023). Allergic contact dermatitis from essential oil in consumer products: Mode of uses and value of patch tests with an essential oil series. Results of a French study of the DAG (Dermato-Allergology group of the French Society of Dermatology). Contact Dermatitis, 89(3), 190–197. https://doi.org/10.1111/COD.14377,

Baykal, D., & Çömlekçi, N. (2023). Non-Pharmacologic Approaches to Sleep Problems for Palliative Care Cancer Patients: A Systematic Review. Florence Nightingale Journal of Nursing, 31(2), 131. https://doi.org/10.5152/FNJN.2023.23051

Bui-Phuc, T., Nhu-Trang, T. T., & Cong-Hau, N. (2020). Comparison of chemical composition of essential oils obtained by hydro-distillation and microwave-assisted extraction of Japanese mint (Mentha arvensis L.) grown in Vietnam. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 991(1). https://doi.org/10.1088/1757-899X/991/1/012039

David, A., Fărcaș, A., & Socaci, S. A. (2023). An overview of the chemical composition and bioactivities of Vetiveria zizanioides (L.) Nash essential oil. Trends in Food Science & Technology, 140, 104153. https://doi.org/10.1016/J.TIFS.2023.104153

Egeli, D., Kartal, M., & Akcakay, A. (2023). Aromatherapy in Cancer Patients Receiving Palliative Care. Bezmialem Science, 11(2), 229–241. https://doi.org/10.14235/BAS.GALENOS.2022.66588

Getaneh, F. B., Mohammed, A., Belete, A. G., Muche, A., Ayres, A., Asmamaw, Y., Mengesha, Z., Dimtse, A., Misganaw, N. M., Mihretie, D. B., Bitew, Z. W., Mengstu, M., & Molla, A. (2024). Effect of topical emollient oil application on weight of preterm newborns: A systematic review and meta-analysis. PLOS ONE, 19(5), e0302969. https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PONE.0302969

Grover, M., Behl, T., Bungau, S., & Aleya, L. (2021). Potential therapeutic effect of Chrysopogon zizanioides (Vetiver) as an anti-inflammatory agent. Environmental Science and Pollution Research, 28(13), 15597–15606. https://doi.org/10.1007/S11356-021-12652-Z,

Han & Tory, X., & Parker, L. L. (2017).  Biological activity of vetiver ( Vetiveria zizanioides ) essential oil in human dermal fibroblasts . Cogent Medicine, 4(1), 1298176. https://doi.org/10.1080/2331205X.2017.1298176

Jain, P. L. B., Patel, S. R., & Desai, M. A. (2022). An innovative ultrasonic-assisted extraction process for enhancing the patchoulol from Pogostemon cablin essential oil using hydrotropes. Materials Today: Proceedings, 57. https://doi.org/10.1016/j.matpr.2021.10.479

Khumaisah, L. L., & Hasanah, N. (2022). Development of an Integrated Organic Vetiver Oil Production Area in Sukakarya Village, Samarang Garut District, West Java [Pengembangan Kawasan Produksi Minyak Akar Wangi Organik Terpadu di Desa Sukakarya Kecamatan Samarang Garut Jawa Barat]. Jurnal Pengabdian Isola, 1(1), 1–8. https://doi.org/10.17509/JPI.V1I1.47290

Kusuma, H. S., Altway, A., & Mahfud, M. (2017). Alternative to conventional extraction of vetiver oil: Microwave hydrodistillation of essential oil from vetiver roots (Vetiveria zizanioides). IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 101(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/101/1/012015

Machado, C. A. T., Hodel, K. V. S., Lepikson, H. A., & Machado, B. A. S. (2024). Distillation of essential oils: An innovative technological approach focused on productivity, quality and sustainability. PLOS ONE, 19(2), e0299502. https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PONE.0299502

Magat, G., Evli, C., Uzun, S., & Özcan, S. (2024). Effect of Marjoram, Vetiver, and Lavender Oil on Bruxism. International Dental Journal, 74, S38–S39. https://doi.org/10.1016/J.IDENTJ.2024.07.687

Martínez, J., Rosa, P. T. V, Angela, M., & Meireles, A. (2007). Extraction of Clove and Vetiver Oils with Supercritical Carbon Dioxide: Modeling and Simulation. The Open Chemical Engineering Journal, 1, 1–7.

Mercola, J. (2017). Essential Oils Can Help ADHD. Mercola. articles.mercola.com/sites/articles/archive/2017/01/26/essential-oils-can-help-adhd.aspx

Nararak, J., Giorgio, C. Di, Thanispong, K., Sukkanon, C., Sanguanpong, U., Mahiou-Leddet, V., Ollivier, E., Chareonviriyaphap, T., & Manguin, S. (2022). Behavioral avoidance and biological safety of vetiver oil and its constituents against Aedes aegypti (L.), Aedes albopictus (Skuse) and Culex quinquefasciatus Say. Current Research in Insect Science, 2, 100044. https://doi.org/10.1016/J.CRIS.2022.100044

Ouyang, J., Bae, H., Jordi, S., Dao, Q. M., Dossenbach, S., Dehn, S., Lingnau, J. B., Kanta De, C., Kraft, P., & List, B. (2021). The Smelling Principle of Vetiver Oil, Unveiled by Chemical Synthesis. Angewandte Chemie - International Edition, 60(11), 5666–5672. https://doi.org/10.1002/ANIE.202014609;PAGE:STRING:ARTICLE/CHAPTER

Pandey, A., & Tiwari, S. C. (2024). A Review on Chemical Composition, Oil Quality, and Bioactivity of Vetiver Essential Oil. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences, 86(4), 1176–1186. https://doi.org/10.36468/PHARMACEUTICAL-SCIENCES.1381

Rojas-Sandoval, J. (2020). Chrysopogon zizanioides (vetiver). CABI Compendium. https://doi.org/10.1079/CABICOMPENDIUM.18528934

Sakinah, N., Rialita, T., Subroto, E., Pangan, J. T., Teknologi, F., Pertanian, I., & Padjadjaran, U. (2021). Kajian Interaksi Berbagai Kombinasi Minyak Atsiri Terhadap Mikroorganisme Perusak Pangan: Studi Kepustakaan. J. Sains Dan Teknologi Pangan, 6(4), 4180–4191.

Sandhu, H. K., Sinha, P., Emanuel, N., Kumar, N., Sami, R., Khojah, E., & Al-Mushhin, A. A. M. (2021). Effect of ultrasound-assisted pretreatment on extraction efficiency of essential oil and bioactive compounds from citrus waste by-products. Separations, 8(12), 244. https://doi.org/10.3390/separations8120244

Suyono, H., & Susanti, D. (2019). The Medical Benefits of Vetiver Essential Oil. Proceeding of The 2nd International Conference on Essential Oil, 9–12. https://doi.org/10.5220/0009954400090012

Vetiver Oil (Indonesia). (n.d.). Ultra International B.V. Retrieved May 17, 2025, from https://ultranl.com/products/vetiver-oil-indonesia/

Watson, K. (2024). Vetiver Oil Health Benefits and Uses. Healthline. https://www.healthline.com/health/vetiver-oil

Zorga, J., Kunicka-Styczyńska, A., Gruska, R., & Śmigielski, K. (2020). Ultrasound-assisted hydrodistillation of essential Oil from celery seeds (Apium graveolens L.) and its biological and aroma profiles. Molecules, 25(22), 5322. https://doi.org/10.3390/MOLECULES25225322

Click here to read full paper